Budi Daya Kakap Putih

by Unknown , at 01.03 , has 0 komentar
Dalam menjalankan usaha, tidak selamanya selalu ada dalam keuntungan atau kemujuran, hambatan dan tantangan dapat terjadi kapan saja. Begi pula dalam usaha budi daya pembesaran ikan kakap putih, hambatan, tantangan dan rintangan dapat timbul dalam berbagai aspek, salah satunya adalah hama penyakit yang menyerang ikan kakap. Oleh karen itu, pada kesempatan ini saya akan memberikan tips untuk menjaga agar pada masa budi daya pembesaran ikan, ikan kakap tetap dalam kondisi sehat dan tidak terserang penyakit.

Dilihat dari segi sistematika, Ikan kakap secara ekonomis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kakap Putih (baramundi)
Filu       :  Chordata
Klas      :  Pisces
Ordo     :  Perciformes
Famili   :  Centrofomidae
Genus   :  Lates
Spesies :  Lates calcalifer

Genus   :  Psammoperca
Spesies :  Psammoperca waigiensis


Famili   :  Lutjanidae
Genus   :  Lutjanus
Spesies :  Lutjanus aruntimaculatus, L. johni, L.altofrontalis, dll.

Kakap putih (baramundi) di dunia internasional dikenal dengan nama sea bass. Ada dua jenis ikan kakap putih yang saat ini dibudidayakan, yaitu jenis Lates calcalifer dan Psammoperca waigiensis. Penyakit yang menyerang ikan kakap dalam budi daya, tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses yang tidak serasi antara kondisi lingkungan ikan (kualitas air), kondisi ikan yang dipeihara, dan jasad patogen yang terdapat pada tempat pemeliharaan. 
Oleh karena itu, upaya pencegahan dengan menciptakan kondisi optimal pada ikan budi daya merupakan langkah yang paling bijaksana. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meciptakan kondisi optimal bagi ikan kakap yang di budidayakan, agar ikan tersebut tetap sehat.

1.  Kualitas Air

Dalam pemeliharaan ikan kakap, faktor air harus dalam kondisi optimal baik dari segi kualitas, maupun dari segi kuantitas. Ada beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air yaitu : 

a.  Oksigen, Oksigen yang dibutuhkan untuk ikan kakap harus terlarut dalam air. ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya untuk menghasilkan aktivitas. Oleh karena itu, ketersediaan oksigen bagi ikan sangat diperlukan bagi laju pertumbuhan ikan. Untuk pertumbuhan ikan kakap, kandungan oksigen terlarut dalam air minimal 4 ppm, sedang kandungan optimalnya 4-6 ppm. Kebutuhan Oksigen pada ikan kakap di kola pemeliharaan bisa menggunakan aerator.

b.  Karbondioksida, berbanding terbalik dengan oksigen, keberadaan karbondioksida yang berlebihan dalam kolam  dengan ukuran 50-100 ppm dapat menyebabkan kematian pada ikan dalam jangka waktu lama, sedangkan kadar karbondioksida yang berkisar antar 100-200 ppm akan bersifat akut. 

c. Derajat Keasaman (pH) Air, pH air dapat mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik yang hidup didalamnya, kolam yang memiliki tingkat keasaman tinggi akan mempengaruhi pada produktifitas ikan dan dapat membunuh ikan. Untuk budi daya ikan kakap akan baik jika air memiliki pH 6.5 - 9,0 dan akan optimal jika pH air 7,0 - 8,0.

d.  Amonia (racun), Perairan yang baik untuk budi daya ikan kakap adalah ketika kandungan amonia dalam air hanya 0,1 ppm, dan ikan akan mulai terganggu pertumbuhannya apabila kandungan amonia dalam air sudah mencapai 1,20 ppm, dan apabila kandungan amonia dalam air sudah mencapai 2,0 ppm ikan akan mati. Konsentras ikan akan aman selama masa pertumbuhan jika kandungan amonia dalam air dibawah 0,02 ppm.

e.  Suhu, Kisaran suhu yang optimal bagi peertumbuhan ikan kakap dalam kolam pemeliharaan adalah 27-32 derajat celcius. Bila suhu pada kolam terlalu rendah, akan menyebabkan ikan ekurangan nafsu makan dn akan menghambat proses pertumbuhan ikan. Bila suhu pada kolam terlalu tinggi, maka akan menyebabkan ikan mati karena kekurangan oksigen, karena suhu yang semakin tinggi akan menyerap oksigen lebih banyak.

f.  Hidrogen Sulfida, Hidrogen sulfida atau asam belerang merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air, dalam kolam pemeliharaan ini dapat ditandai dengan adanya endapan lumpur hitam di kolam yang berbau busuk. Konsentrasi yang aman pada kolam pemeliharaan ikan kakap adalah kurang dari 0,1 ppm unsur Hidrogen Sulfida nya. Cara menanggulangi pencemalan H2S ( Hidrogen Sulfida) pada kolam pemeliharaan yaitu dengan cara pemberesihan kolam, pengeringan kolam, dan pengapuran yang cukup pada kolam.

g.  Salinitasi Air, Untuk keperluan budi daya ikan kakap putih salinitasi air antara 15-35 per mil, salinitas air disesuaikan dengan jenis ikan kakap. Nilai salinitasi baik baik dan stabil, air tidak mengalami perubahan drastis hingga mencapai angka 5.

h.  Gelombang, Pemeliharaan ikan kap di KJA harus memperhatikan kondisi lingkungan, dimana gelombang tidak besar yang akan menyebabkan kerusakan konstruksi pada KJA. Tinggi ideal gelombang pada pemeliharaan ikan kakap di KJA maksimum 0,5 meter.

i.  Arus, Arus Air pada tempat pemeliharaan musti diperhatikan, Arus yag terlalu kuat akan menyebabkan kerusakan pada tempat pemeliharaan dan dapat menyebabkan ikan stres. Kecepatan arus yang ideal untuk pemeliharaan ikan kakap yaitu 0,2 - 0,5 meter/detik.

j.   Kecerahan Air, Hal ini sangat penting bagi perkembangan ikan, air yang keruh disebabkan oleh komposisi lumpur yang berlebih di dasar kolam. kecerahan air yangbaik untuk pemeliaraan ikan adalah 45 cm, artinya kita masih dapat melihat objek dalam kolam sejauh 45 cm pandangan kita.


2.  Pakan

Untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi ikan yang dibudidaya, faktor utama yang sangat dibutuhkan adalah pakan. Pakan terdiri dari 2 bagian, yaitu :

a.  Pakan Alami, yaitu : pakan yang diberikan kepada ikan yang diperoleh langsung dari alam atau melalui proses produksi kultur pemeliharaan. beberapa pakan alami berupa hewan : rotifera, artemia, kutu air, cacing rambut, kecoa, udang, jentik nyamuk, ikan rucah, dsb. Sedangkan pakan alami yang berasal dari tumbuhan adalah : klorela, tetraselmis, dsb.
b.  Pakan Buatan, yaitu : pakan yang diberikan kepada ikan berupa pakan olahan dari sari ramuan komplit yang dibutuhkan oleh ikan.

c.  Pemberian Pakan, Pada saat pemberian pakan pada tahap Pebesaran, ikan kakap yang berukuran berat 20-50 gr, makanan yang diberikan sebesar 4-5% per hari dari bobot bio massa dan selanjutnya pesentase diturunkan seiring dengan pertumbuhan ikan. Setelah ukuran berat ikan kakap mencapai 100 gr, pakan dapat diberikan sebanyak 4 % per hari dan kemudian dikurangi setiap bulannya. Waktu pemberian pakan diusahakan setiap setelah matahari terbit, dan sebelum matahari teggelam.

Demikian artikel ini saya sampakan, semoga bermanfaat.



Sumber referensi :
Buku Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan Kakap
Pengarang    : M. Ghufran H. Kodri K
Penerbit        : PT. PERCA 
Alamat          : Jl. Rawagelam III/4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930
Tahun           : 2008
Budi Daya Kakap Putih
About
Budi Daya Kakap Putih - written by Unknown , published at 01.03 . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Copyright ©2013 Berternak Lele by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger