Bagi seseorang yang melakoni
dunia usaha budi daya, haruslah mengenal lebih jauh objek biologis yang akan
dijadikan target budi dayanya. Seperti halnya budi daya udang windu, seseorang
yang menekuni usaha budi daya ini harus sangat memahami biologi dan aspek budi
daya dari udang windu itu sendiri.
Pada kesempatan ini, saya akan
mencoba menyuguhkan pengenalan lebih jauh tentang biologi dan aspek budi daya
dari udang windu.
Panaeus monodon |
A.
Klasifikasi
dan Morfologi Udang Windu
Diperairan laut di seluruh dunia
diperkirakan terdapat 318 spesies udang dari famili panaeidae, dan
sekitar 80 jenis beum di manfaatkan. Dari jumlah tersebut, spesies udang dari genus
penaeus merupakan jenis udang terpenting, karena memiliki ukuran yang cukup
besar. Dan dua diantaranya adalah udang windu (Panaeus monodon) dan
udang putih (Panaeus marguensis). Udang windu (Panaeus monodon)
yang terkenal dengan sebutan black tiger shrimp adalah jenis udang laut
yang dapat mencapai ukuran besar, di alam bebas ukuran udang windu dapat
mencapai panjang 35 cm dan berat sekitar 260 gr, sedangkan udang windu yang
dibudi dayakan di dalam tambak, panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm dengan
berat tubuh sekitar 140 gr.
Secara taksonomik, udang windu
diklasifikasikan ke dalam :
Filum :
Arthropoda (hewan berkaki ruas)
Klas :
Crustacea (hewan berkulit keras)
Ordo :
Decapoda (hewan berkaki sepuluh)
Famili :
Penaeidae
Genus :
Penaeus atau Penaied
Spesies : Penaeus
Monodon
Udang windu memiliki
ciri-ciri kulit tubuh yang keras, berwarna hijau kebiru-biruan dan berloreng-loreng
besar. Tapi udang windu yang sudah dewasa dan hidup di laut, memiliki ciri-ciri
warna kulit merah muda kekuning-kuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna
merah. Sedangkan udang muda memiliki ciri khas warna totol-totol hijau.
Secara garis besar,
tubuh udang windu dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian kepala
yang menyatu dengan dada yang disebut cephalothorax, dan bagian tubuh
sampai ke ekor yang disebut dengan obdomen. Bagian kepala sampai dada ditutupi
oleh sebuah kelopak yang disebut carapace (kelopak/cangkang kepala),
yang bagian ujungnya meruncing dan bergigi yang disebut rostum (cucuk
kepala). Gigi rostum bagian atas terdiri dari 7 buah, dan bagian bawah 3 buah.
Semua bagian tubuh
dari udang windu terdiri dari ruas-ruas (segmen). Dari kepala sampai dada
terdapat 13 ruas, yaitu 5 ruas pada kepala, dan 8 ruas pada dada. Sedangkan pada
bagian perut terdapat 6 ruas, dan dari tiap anggota badan memiliki bagian yang
beruas pula.
Keterangan :
1.
Cangkang kepala 9. Kaki renang (pleopoda) 5 pasang
2.
Cucuk kepala 10. Ekor kipas (uropoda)
3.
Mata 11. Ujung ekor (telson)
4.
Sungut kecil (antenulla) 12. kerongkongan
5.
Sisik sungut 13. Perut
6.
Sungut 14. Hati
7.
Alat-alat pembantu rahang (maxillipeda) 15. Usus
8.
Kaki jalan (pereipoda) 5
pasang 16. Dubur (anus)
Keseluruhan
tubuh udang windu tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton, yang
terbuat dari bahan chitin. Cangkang tersebut keras, kecuali pada bagian
sambungan dari ruas tubuh, hal ini dikarenakan agar udang mudah bergerak.
Dibawah
angkal cucuk kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan. Mulut
terdapat dibagian bawah kepala diantara rahang (mandibulata). Dibagian kanan
dan kiri sisi kepala dibagian yang tertutup oleh kelopak mata terdapat insang.
Dibagian
kepala sampai dada terdpat anggota tubuh lainnya yang berpasang-pasangan. Berurutan
dari depan kebelakang adalah sungut kecil, sirip kepala (scophocerit), sungut
besar (antenna), rahang, alat-alat pembantu rahang, yang terdiri atas
dua pasang, maxillaped yang terdiri atas 3 pasang, dan kaki jalan (pereiopoda)
yang terdiri atas 5 pasang. Tiga pasang kaki jalan yang pertama (kaki jalan
ke-1, ke-2, dan ke-3) memiliki ujung yang bercapit yang dinamakan chela.
Dibagian
perut (abdomen) terdapat 5 pasang kaki renang, yaitu pada ruas ke-1
sapai ke-5. Sedangkan pada ruas ke-6, kaki renang mengalami perubahan bentuk
menjadi ekor kipas. Ujung ruas ke-6 kearah
belakang membentuk ujung ekor. Dan dibawah pangkal ujung ekor terdapat lubang
dubur (anus).
Untuk
membedakan udang jantan dan udang betina, kita dapat melihat alat kelamin luar
pada udang. Alat kelamin udang jantan yang disebut dengan pelasma terletak
diantara kaki renang pertama, sedangkan alat kelamin pada udang betina disebut thelicum
yang terletak diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5, dengan lubang
saluran kelamin terletak diantara pangkal kaki ke-3.
Sumber
referensi :
Budi Daya Udang Windu
Pengarang : M. Ghufran H. Kodri K
Penerbit : PT. PERCA
Alamat : Jl. Rawagelam III/4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930
Tahun : 2008
Budi Daya Udang Windu
Pengarang : M. Ghufran H. Kodri K
Penerbit : PT. PERCA
Alamat : Jl. Rawagelam III/4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930
Tahun : 2008