Air dari alam secara fundamental
berbeda kondisinya dengan air dari tempat budi daya udang windu. Jumlah
udang dalam tambak biasanya lebih banyak jika dibandingkan jumlah air,
akibatnya material sisa metabolisme yang keluar dari udang berupa
kotoran dan urine menjadi tidak seimbang. Disamping itu, di dalam air
juga terjadi proses biologis pada organisme hidup seain udang yang
dibudi dayakan.
Udang Windu (Peaneus Monodon) |
Berikut ini akan kami sampaikan beberapa faktor penyebab menurunnya kualitas air, yaitu :
1. Padatnya Penebaran Bibit Udang
Padat
penebaran benih sangat berpengaruh bagi penurunan kualitas air, semakin
tinggi padat penebaran maka akan semakin mempercepat penurunan kualitas
air. Diusahakan kepadatan penebaran PL (Post Larva) atau bibit udang
windu jangan terlalu padat, ukuran banyaknya penebaran PL/ hektare
maksimal 50.000 PL/ha, jumlah ini akan menghasilkan udang windu yang
berkualitas dan sehat, serta dapat menjaga kualitas air.
2. Pakan Berlebih
Budi
daya udang dengan kepadatan 16 ekor/m2 dan pemberian pakan 2,5 - 5 %
dari bobot biomassa/hari, dapat meningkatkan kandungan bahan organik
total dari 10,0 ppm menjadi 29,5 ppm dan amonia dari 0,7 ppm menjadi 4,5
ppm setelah 14 minggu pemeliharaan. Jika Pemberian pakan berlebih, maka
akan meyebabkan penimbunan sisa pakan di dasar kolam, hal ini tidak
baik untuk perkembangan udang dan kualitas air. Karena, timbunan sisa
pakan akan mengendap dan busuk, sehingga dapat mengurangi oksigen dalam
kolam.
3. Akumulasi Bahan Organik
Kelebihan
bahan organik didalam tambak udang terjadi karena terlalu padatnya
penebaran benih, bahan organik yang masuk ke tambak udang 93% dihasikan
dari sisa kotoran udang dan kelebihan pemberian pakan, banyak nya bahan
organik yang masuk ke dalam tambak yaitu akan menghasilkan
subtansi-subtansi beracun seperti amonia, nitrat dan H2S yang akan
berakibat pada kualitas air dan kelangsungan hidup dan kesehatan udang
itu sendiri.
4. Pengelolaan Tambak Sebelum Penebaran PL (Post Larva)
Faktor
dominan yang sangat berpengaruh pada mutu lingkungan internal adalah
mutu tanah yang akan dibuat tambak. Lahan yangeiliki ketebalan apisan
gambut lebih dari 0,5 m tidak dianjurkan untuk dibuat tambak. Modal
utama dalam pembuatan lahan tambak adalah tersedianya air laut yang
cukup untuk proses pencucian dasar tambak setelah dasar tambak dibajak
dan dijemur, proses ini dilkukn berulang-ulang hingga pH tanah untuk
tambak mencapai pH 6,0. Tata letak dan konstruksi tambak harus baik, hal
ini juga akan mempermudah pelaksanaan teknis budi daya dan menekan
biaya operasional. Dengan kata lain, pengolahan dan persiapan lahan
tambak harus baik, agar kualitas air tetap terjaga dan hasil budi daya
pun lebih baik.
5. Pengelolaan Air
Pengelolaan air pada tambakudang windu meliputi dua hal, yaitu pengelolaan air sebelum dimasukan dalam tambak dan pengelolaan air setelah dimasukan kedalam tabak selama proses budi daya berlangsung. Air sebulum masuk kedalam tambak seharusnya mengalami proses penyaringan dan pengendapan, adapun fungsi penyaringan air ini yaitu untuk menjaga agar air yang akan masuk kedalam tambak tidak bercamur dengan limbah dan material lain yang berupa bahan organik maupun anorganik. Fungsi pengendapan yaitu agar air yang masuk kedalam tambak setelah disaring, agar air tidak membawa serta limbah cair yang dapat mengendap di dasar kolam dan menjadi racun, sehingga dapat mengganggu kualitas air serta proses pertumbuhan udang yang dibudidayakan.
6. Kondisi Sumber Air
Sumber air yang digunakan untuk budi daya tambak udang yaitu air laut dan air tawar, oleh karena itu para pengelola budi daya harus sangat memperhatikan kondisi air yang menjadi sumber dari usaha budi daya udang ini, hal ini dimaksudkan agar sumber air yang dibutuhkan tidak mengandung limbah dan bahan-bahan lain yang bersifat meracuni dan merusak kualitas air. Hal lain yang musti diperhatikan dari sumber air yang akan digunakan adalah, pengelolaan air yang akan masuk dan keluar dari tambak, hal ini dimaksudkan agar air yang masuk dan keluar dari tambak tidak tercemar. Karena apabila sumber air yang akan digunakan untuk proses budi daya adalah air yang tercemar baik oleh limbah eksternal maupun limbah internal, maka akan mempercepat penurunan kualitas air dan menggangu perkembangan udang di tambak.
7. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yag terjadi dapat mempengaruhi kualitas air dan pertumbuhan udang, kondisi alam yang tidak menentu akhir-akhir ini menjadikan para petambak harus memerhatikan gejala-gejala yang terjadi akibat perubahan cuaca, dan hal itu harus segera ditangani dengan tetap mengusahakan kondisi optimal dalam tambak agar kualitas air tetap teraga dan hasil budi daya pun tetap bagus.
Demikian artikel yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam. . . . .
Pengelolaan air pada tambakudang windu meliputi dua hal, yaitu pengelolaan air sebelum dimasukan dalam tambak dan pengelolaan air setelah dimasukan kedalam tabak selama proses budi daya berlangsung. Air sebulum masuk kedalam tambak seharusnya mengalami proses penyaringan dan pengendapan, adapun fungsi penyaringan air ini yaitu untuk menjaga agar air yang akan masuk kedalam tambak tidak bercamur dengan limbah dan material lain yang berupa bahan organik maupun anorganik. Fungsi pengendapan yaitu agar air yang masuk kedalam tambak setelah disaring, agar air tidak membawa serta limbah cair yang dapat mengendap di dasar kolam dan menjadi racun, sehingga dapat mengganggu kualitas air serta proses pertumbuhan udang yang dibudidayakan.
6. Kondisi Sumber Air
Sumber air yang digunakan untuk budi daya tambak udang yaitu air laut dan air tawar, oleh karena itu para pengelola budi daya harus sangat memperhatikan kondisi air yang menjadi sumber dari usaha budi daya udang ini, hal ini dimaksudkan agar sumber air yang dibutuhkan tidak mengandung limbah dan bahan-bahan lain yang bersifat meracuni dan merusak kualitas air. Hal lain yang musti diperhatikan dari sumber air yang akan digunakan adalah, pengelolaan air yang akan masuk dan keluar dari tambak, hal ini dimaksudkan agar air yang masuk dan keluar dari tambak tidak tercemar. Karena apabila sumber air yang akan digunakan untuk proses budi daya adalah air yang tercemar baik oleh limbah eksternal maupun limbah internal, maka akan mempercepat penurunan kualitas air dan menggangu perkembangan udang di tambak.
Kondisi Tambak Udang Windu yang Baik |
7. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yag terjadi dapat mempengaruhi kualitas air dan pertumbuhan udang, kondisi alam yang tidak menentu akhir-akhir ini menjadikan para petambak harus memerhatikan gejala-gejala yang terjadi akibat perubahan cuaca, dan hal itu harus segera ditangani dengan tetap mengusahakan kondisi optimal dalam tambak agar kualitas air tetap teraga dan hasil budi daya pun tetap bagus.
Demikian artikel yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam. . . . .
Sumber
referensi :
Buku Kualitas Air untuk Budi Daya Udang Windu
Pengarang : M. Ghufran H. Kodri K
Penerbit : PT. PERCA
Alamat : Jl. Rawagelam III/4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930
Tahun : 2008
Buku Kualitas Air untuk Budi Daya Udang Windu
Pengarang : M. Ghufran H. Kodri K
Penerbit : PT. PERCA
Alamat : Jl. Rawagelam III/4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930
Tahun : 2008